Bantimurung (The
Kingdom of Butterfly)
Ketika diajak teman pergi ketempat ini ada rasa enggan untuk
pergi kesana, hati bertanya untuk apa karena di Bandung pun ada tempat
penangkaran kupu kupu (Cihanjuang Cimahi). Setelah berdiskusi alot akhirnya
kami pergi kesana setelah sebelumnya pergi ke gowa, kami pikir pergi kesana
sekalian arah pulang menuju bandara.Perjalanan dari makasar lumayan cukup jauh
kurang lebih 1,5 jam walaupun sudah melewati tol yang sedang dalam penambahan
lajur jalan. Setelah melewati tol kami menyusuri jalan kabupaten yang cukup
sepi sepanjang perjalanan sawah membentang dan banyak rumah rumah yang tinggi tiang penyangganya.
Pemandangan karst bebatuan khas pegunungan kapur mulai
terlihat lebih tertata rapih dan tidak dirusak alamnya dibanding dengan karst
pegunungan kapur di tempat yang lain dimana kapurnya dieksploitasi habis habisan. Udara
sejuk mulai terasa memasuki pintu gerbang tempat wisata alam Bantimurung kami
disambut gapura kupu kupu sangat besar dan sebuah patung monyet raksasa konon
kata penduduk setempat tempat ini dulunya adalah kerajaan kera namun sayang
selama kami disana tak pernah terlihat monyet bergelantungan.
Rasa penasaran mulai mengusik kami untuk segera masuk ke
lokasi baru saja kami turun dari mobil langsung disambut oleh teman teman
pedagang (padahal yang di mobil adalah
guru pedagang) salah satunya adalah Supardi pedagang hiasan kupu kupu, ulet
sekali anak ini dari mulai kami datang terus mengikuti kami bak api dan asap
yang sulit dipisahkan kemana pun kami pergi
didalam tempat wisata terus dia ikuti sambil dia jelaskan apa saja
tentang yang ada disini, kami banyak bertanya tentang apa saja yang ada disini,
tapi dia juga tak henti hentinya menawarkan barang dagangannya. Supardi menjadi
pedagang dan juga guide kami selama disini.
Supardi sehari hari berjualan di Bantimurung menurut dia
hari ramainya adalah sabtu minggu yang kadang sampai penuh sesak orang memadati
tempat ini sambil berjalan tak henti dia tawarkan barangnya jadi ingat lagu Iwan Fals tentang si budi
yang menjual koran. Barang dagangan dia ambil dari bosnya dia dapat bagian
lebih sedikit dibanding bosnya. Akhirnya kami beli juga hiasan kupu kupu yang
dia jual owh yah kami juga cerita tentang guru saudara di Kongres IGI ke 2
kemudian dia bilang saya juga mau katanya jadi saudara kami, kami lalu
bersalaman untuk menyatakan bahwa kita sudah menjadi saudara dan hebat supardi ini, dia beri kami satu set
batu akik untuk kami sebagai hadiah persaudaraan ini. Kemudian kami pulang dan
kami sampaikan kalau pergi ke bandung hubungi kami guru yang sudah menjadi
saudara pedagang. Supardi pedagang hiasan kupu kupu di Bantimurung Maros Sulawesi Selatan.
*Rahmat Hidayat, Guru SMAN 1 Cikalongwetan Bandung Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar