Minggu, 28 Februari 2016

Menjadi Relawan Peace Corps di Indonesia

Menjadi Relawan Peace Corps di Indonesia


Pelaksanaan kegiatan Peace Corps di Indonesia berada di tiga provinsi pada saat ini yaitu Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat khususnya di Jawa Barat penanggungjawab kegiatan Peace Corps adalah Abur Mustikawanto dari Dinas Pendidikan Provinsi. Kegiatan Peace Corps sebetulnya suada ada sejak orde lama namun baru  kembali digairahkan kembali  diera pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono tepatnya pada tahun 2010 dimana pada saat itu dibuat kerangka Comprehensive Partnership antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barrack Obama. Melalui program Peace Corps, pemerintah Amerika Serikat  mengirimkan relawan-relawan terpilihnya ke Indonesia untuk mempererat hubungan antara masyarakat Amerika Serikat dan masyarakat Indonesia melalui pengajaran Bahasa Inggris di sekolah/madrasah (people to people contact).
Peace Corps sendiri adalah badan pemerintah Amerika Serikat yang independen yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman bersama antara rakyat Amerika dan masyarakat dunia lainnya. Peace Corps didirikan pada tahun 1961 dan telah melakukan kegiatan di lebih dari 70 negara dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, misalnya pemerintah, sekolah, pengusaha, institusi pendidikan dan kesehatan, jaringan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, teknologi informasi, pertanian, dan lingkungan hidup. Program Peace Corps pernah dilaksanakan di Indonesia pada masa Orde Lama melalui MoU yang ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1963 dan mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 1963. Program ini kemudian berhenti pada tahun 1965 seiring dengan terjadinya ketegangan  politik di Indonesia, Setelah 40an tahun terhenti program kegiatan ini kembali menggeliat dan  pembicaraan mengenai Peace Corps kembali dibuka pada tahun 2006 dimana Pemerintah Amerika Serikat, melalui Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, menyampaikan tawaran program Peace Corps kepada Pemerintah Indonesia. Pembicaraan tentang kerjasama Peace Corps semakin intensif setelah terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat.  Indonesia mengharapkan kerjasama Peace Corps dilandasi prinsip yang menekankan kesetaraan posisi dan manfaat yang diperoleh. Dari segi kesetaraan posisi, kedua pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagaimana telah dicantumkan dalam Paris Declaration dan the Jakarta Commitment. Dari aspek manfaat, selayaknya kedua belah pihak memperoleh manfaat yang bersifat resiprokal. Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia-Amerika Serikat tentang Peace Corps telah ditandatangani pada tanggal 11 Desember 2009, sedangkan dokumen Implementing Arrangement (IA) atau pengaturan pelaksanaan program telah ditandatangani masing-masing oleh Peace Corps dan Kementerian Pendidikan Nasional (kemudian menjadi  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Kementerian Agama pada tanggal 15 Juni 2011.
            Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan selama pelaksanaan kegiatan Peace Corps di Indonesia antara lain adalah : Memberikan fasilitasi bagi koordinasi internal pemerintah Indonesia, dan memberikan fasilitasi bagi koordinasi antara Pemerintah Indonesia dengan USAID selaku representasi Peace Corps sebelum Peace Corps masuk dalam daftar kerjasama teknik, Bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait dan USAID melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia. Hingga tahun 2015, pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia telah menginjak tahun keenam  sejak program ini dimulai pada tahun 2010. Program Peace Corps telah berjalan dengan baik dan melibatkan koordinasi yang kuat di antara Pemerintah Indonesia dan Peace Corps.
            Adapun kegiatannya adalah kegiatan bersama antara Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, BAPPENAS dan Peace Corps telah bekerja sangat erat selama tahap awal dalam pengembangan program. Pada awalnya semua sukarelawan Peace Corps melayani Provinsi Jawa Timur dari tahun 2010 baru pada tahun 2012 mengembangkan programnya ke Provinsi Jawa Barat dengan diawalinya kedatangan 3 sukarelawan, tahun 2013 datang 20 sukarelawan, tahun 2014 datang 25 sukarelawan dan 2015 dengan 42 sukarelawan. Sejak pertama kehadirannya pada bulan-bulan awal, para sukarelawan telah fokus mempelajari bahasa nasional, Bahasa Indonesia dan mendalami kebudayaan Indonesia melalui tinggal bersama keluarga angkat di pedesaan sekitar Malang selama 3 bulan. Peace Corps bermitra dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan Wisma Bahasa, Institut bahasa yang berbasis di Yogyakarta, dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber pelatihan lokal dan ahli guna menyiapkan para sukarelawan siap untuk mendampingi guru bahasa Inggris di sekolah sekolah  di Jawa Barat.
            Di Jawa Barat sendiri mereka ditempatkan menyebar di beberapa kabupaten yang letak sekolahnya di kota kecil mereka tinggal di komite sekolah atau aparat desa setempat sebagai sukarelawan tentunya mereka tidak dibayar dan hanya diberikan uang jatah hidup sebesar Rp 1,8 juta perbulan, menurut penuturan Miss Rita Ewing yang berkesempatan mengajar di SMK Peternakan Pembangunan Negeri Bandung Barat dan Miss Lindsey Powell dari SMKN 2 Kuningan mereka sangat senang tinggal di Indonesia dan mereka sangat menyukai masakan Indonesia terutama makanan khas Jawa Barat yaitu lotek dan karedok. Selama tinggal Indonesia mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti bersama dengan 42 rekan yang lainnya yang ditempatkan di sekolah sekolah di Jawa Barat. Sukarelawan Peace Corp harus penduduk Amerika Serikat dan berusia minimal 18 tahun dengan seleksi yang sangat ketat akhirnya mereka dapat datang ke Indonesia.
            Tujuan utama mereka datang ke Indonesia adalah untuk mendampingi guru bahasa Inggris agar siswa yang mereka ajar mau berbicara menggunakan Bahasa Inggris sebab selama ini siswa di Indonesia sudah cukup cakap dalam  tata bahasa tapi enggan untuk menggunakan keterampilan berbahasanya. Sedangkan kita tahu bahasa adalah alat untuk berkomunikasi jadi tak mungkin cakap berbahasa inggis apabila tidak pernah menggunakannya dalam kehidupan sehari hari. Dorongan ini terus dilakukan agar bukan hanya siswa tapi guru juga mau mempergunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan sehari hari tentunya dengan cara diatur dimulai dari one day one hour in english conversations. Bisa karena dipaksa adalah sebuah alasan yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini sebab tanpa dipaksa pada saat ini kita tidak akan bisa apa apa apalagi tantangan MEA sudah hadir ditengah tengah kita. Kemampuan berbahasa inggris menjadi modal yang utama untuk bersaing dengan kompetitor dari negara lain.#Rahmat Hidayat, Guru SMAN 1 Cikalongwetan Bandung Barat.

2 komentar:

  1. Terima kasih sudah menulis tentang Peace Corps. Sebagai informasi, kami menempatkan Relawan di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur, bukan di Nusa Tenggara Barat.

    Juga, mitra utama di Jawa Barat adalah Sekda Jabar, Dinas Pendidikan, dan Kanwil Kemenag.

    Demikian, salam hormat.

    BalasHapus

  Benarkah Sastra Dapat Membentuk Pribadi (Karakter)?   Ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian, karena sastra akan mengubah yang pengec...