Pulau Untung Jawa
Lihatlah sebuah
titik jauh di tengah laut,
s'makin lama s'makin jelas
bentuk rupanya
Itulah kapal api yang sedang berlayar,
asapnya yang putih mengepul di udara
s'makin lama s'makin jelas
bentuk rupanya
Itulah kapal api yang sedang berlayar,
asapnya yang putih mengepul di udara
Lirik lagu anak anak tadi mengiringi
perjalanan menuju pulau Untung Jawa. Pulau yang masih merupakan gugusan dari
bentangan Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Perjalanan menuju pulau Untung
Jawa dapat dilakukan melalui berbagai dermaga penyebrangan. Salah satu tempat
menyebrang adalah pantai tanjung pasir. Pantai tanjung pasir terletak di desa
tanjung pasir kecamatan mauk kabupaten Tangerang Banten. Dengan perahu klotok
(karena bunyinya klotok-klotok) demikian warga tanjung pasir menyebutnya.
Perahu Klotok banyak bersandar di
Dermaga Tanjung Pasir. Berbekal uang 40
ribu rupiah kita dapat menyebrang ke pulau Untung Jawa. Penyebrangan dengan
menggunakan perahu klotok cukup membuat jantung berdetak dengan kencang. Perahu
yang kadang oleng ke kri dan kekana di tengah lautan karena di hantam ombak.
Perasaan miris juga ketika melihat keatas tampak jaket pelampung sebagai
peralatan penyelamatan jumlahnya seadanya. Jumlah yang tak sebanding dengan
jumlah penumpang, selain itu banyak
jaket pelampung yang sudah usang dan rusak. Namun perasaan itu dibuang
jauh-jauh dengan mencoba menikmati angin yang menerpa dari arah laut lepas.
Tampak pula ada ikan-ikan kecil yang seperti kegirangan lompat-lompat di lautan
dengan perahu.
Setelah 30 menit akhirnya tiba di
dermaga utama pulau Untung Jawa. Air laut yang bening menyambut kami. Sekilas
pemandangan pulau untung jawa tampak masih alami dan asri. Sebagai desa wisata
andalan pulau Untung Jawa memiliki berbagai macam wisata andalan diantaranya
adalah pantai sentigi, pantai aterdam, dan pantai sakura jepang, selain itu di
pantai untung jawa juga tersedia fasilitas areal bumi perkemahan seluas 3,8 ha.
Pantai
Sentigi adalah pantai yang paling terkenal di pulau Untung Jawa. Pantai dengan
pasir yang berwarna putih dan lautnya yang jernih semakin enak untuk dinikmati
ketika melihat matahari terbenam di ufuk barat. Dinamakan pantai Sentigi karena
di sepanjang pantai ini banyak terdapat pohon sentigi. Pohon Stigi atau Santigi
mempunyai tinggi rata-rata 4 meter, meskipun di beberapa kondisi bisa mencapai
hingga 10 meter bergantung kepada kondisi alamnya. Batang pohon sentigi berkelok
dan bengkok-bengkok dan memiliki percabangan yang tidak teratur. Kulit batangnya
berwarna abu-abu hingga coklat tua dan bersisik (pecah-pecah). Daun tunggal dan
tumbuh bersilangan. Berwarna hijau pucat, berdaging tebal, berbentuk elips atau
lonjong bulat telur dengan panjang 1-3 cm dan lebar 0,3-1 cm. Pohon Setigi atau Drini (Pemphis acidula) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh
di daerah pesisir berkarang, berpasir, atau di biasanya tumbuh ditepi hutan mangrove.
Stigi, Setigi, Santigi, atau Drini (Pemphis acidula) menjadi salah satu pohon dan kayu yang
diyakini memiliki tuah (kekuatan gaib). Bahkan diantara kayu-kayu bertuah
lainnya semisal Dewandaru, Nagasari, dan Pulai. Pohon Stigi dianggap sebagai
Rajanya Kayu Bertuah. Wajar jika kemudian tumbuhan semak pesisir bernama stigi atau
centigi ini dijadikan jimat dan penyerap racun sehingga terkenal di kalangan
pelaku metafisika. Selain tenar dan dianggap memiliki kekuatan ghaib oleh
kalangan metafisika, Stigi (Pemphis acidula)
juga menjadi tanaman favorit pencinta bonsai. Karena karakteristik batang,
percabangan, daun, bunganya, dan daya tahan tanaman yang kuat dari hama
menjadikan Santigi sebagai bahan bonsai berkelas mahal. Karena alasan ini pula
yang menyebabkan pohon sentigi menjadi langka dan terancam punah karena
perburuan dan penebangan secara besar-besaran.
Selain
memiliki banyak pohon sentigi, di pulau Untung Jawa juga ada burung khas endemik yaitu burung Cikalang Christmas.
Burung pemakan ikan ini dikenal juga sebagai sang burung angin. Kecepatan
terbangnya melebihi kecepatan rata rata burung lainnya. Cikalang christmas memiliki tubuh berukuran besar (95 cm).
Jantannya memiliki warna bulu hitam dan hijau berkilap. Kantung paruhnya
berwarna merah dan perutnya putih. Sedangkan yang Betina dada dan perutnya
berwarna putih, dengan taji berwarna putih meluas sampai sayap bawah. Kerahnya
berwarna putih dan lingkar mata merah
jambu. Burung angin yang masih belum dewasa bulunya berwarna lebih coklat, kepalanya
coklat karat pucat. Garis gelap lebar melintang didada dan memiliki irisan coklat gelap, paruhnya berwarna hitam
(jantan) atau merah jambu (betina), kaki abu-abu keunguan, telapak kaki kemerah-merahan.
Hidupnya di laut, membumbung tinggi di atas permukaan mengikuti udara panas, dan
mengikuti rombongan ikan. Cara menangkap mangsanya di permukaan laut tanpa
mendarat, atau sering juga merampas makanan dari burung laut lain. Biasanya
setelah itu mereka beristirahat dengan cara bertengger di pepohon di
pulau-pulau kecil. Namun sayang, burung ini terancam punah dan dikategorikan
sebagai satwa yang dilindungi.
Selain itu,
kita juga dapat menikmati fasilitas wisata lainnya yang dapat memicu andrenalin
yaitu seperti banana boat dan dan donat boat. Banana boat adalah sebuah wahana
permainan di atas air yang berbentuk seperti buah pisang. Ketika naik wahana
ini kita akan merasakan sensasi dijatuhkan dari wahana kedalam air oleh
instrukturnya, sehingga kita akan merasakan bagaimana rasanya terjun bebas
kedalam air. Sedangkan jika naik donut boat kita dengan cara tengkurap atau
duduk akan ditarik dengan speed boat dengan kecepatan tinggi. Penumpang mesti
berpegangan dengan kuat kepada besi yang menempel di donut boat. Sebab apabila
tak berpegangan dengan kuat maka akan terhempas kelautan. Semua wahana dilengkapi
dengan fasilitas keamanan yang mumpuni dan instruktur yang sudah ahli.
Selesai
menikmati semua wahana, atau mungkin
setelah berenang kita dapat menikmati kulinernya seperti ikan bakar, udang
goreng topeng, tumis kangkung atau pun hidangan air kelapa hijau. Dengan
merogok kocek tak terlalu kita dapat menikmati itu semua di pulau Untung Jawa.
Nenek
moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra. Nyanyian sambil
mengiringi pulang kembali menuju dermaga Tanjung Pasir.
*Rahmat
Hidayat, Guru SMAN 1 Cikalongwetan Bandung Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar