STEM
Rahmat
Hidayat*
STEM secara harfiah adalah akronim dari Scieince, Technology,
Engineering dan Mathematics. Kata STEM digunakan sebagai slogan reformasi
pendidikan di Amerika Serikat pada Abad
ke-21 untuk menghasilkan SDM (STEM-workforce) berkualitas bagi
peningkatan daya saing bangsa, selanjutnya STEM ini diterapkan dalam pendidikan
di Indonesia.
Secara garis besar pengertian
dari, sains adalah kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan
pengukuran, teknologi adalah
Inovasi-inovasi untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia,
Enjiniring (engineering)
adalah Pengetahuan dan keterampilan untuk mendesain dan mengkonstruksi
mesin, peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia
secara ekonomis dan ramah lingkungan, sedangkan matematika adalah ilmu tentang
pola-pola dan hubungan-hubungan, dan menyediakan bahasa bagi teknologi, sains,
dan enjiniring
Adapun latar belakang
pelaksanaan pendidikan model STEM adalah dengan Landasan Yuridis (UU Sisdiknas,
Program Nawacita RPJM, PP no
19/2017), tantangan kehidupan pada abad 21, menyiapkan peserta didik dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja di abad 21 dan lahirnya masterplan
mengenai percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia pada tahun
2011.
Sedangkan Kebijakan Umum Pembangunan
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015 – 2019, tertuang dalam Nawacita RPJMN 2015 – 2019 yaitu berisi tentang meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia, melakukan revolusi
karakter bangsa, meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dan memperteguh kebhinekaan serta memperkuat
restorasi sosial di Indonesia. Seiring dengan, arah dan kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan di Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang memiliki visi Mewujudkan
Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan
berlandaskan Gotong Royong dengan cara, memperkuat peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua,
dan aparatur institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan, memberdayakan pelaku budaya dalam
melestarikan kebudayaan, meningkatkan akses pendidikan anak usia
dini, pendidikan
dasar,
pendidikan menengah, pendidikan masyarakat dan keluarga, serta pendidikan anak berkebutuhan khusus, meningkatkan
mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter, meningkatkan
jati diri bangsa melalui pelestarian dan diplomasi kebudayaan serta pemakaian
bahasa sebagai pengantar pendidikan dan peningkatan sistem tata kelola yang
transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik.
Adapun
tantangan pendidikan abad 21 yaitu, pendidikan fokus pada
pembentukan karakter dan kepemimpinan,
pendidikan yang multi kultural dan multi bahasa, pendidikan yang berbasis IT
dan pengetahuan untuk generasi Z
– Alpha, pendidikan yang peduli akan
perubahan iklim dan perubahan global yang sangat cepat dan sulit diprediksi, pendidikan yang mampu mengubah pola
pikir wirausaha bukan pekerja yang
berbasis kreativitas dan kinerja serta
pendidikan yang mampu Membangun komunitas pembelajar. Abad 21 merupakan abad yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga menuntut sumber daya manusia sebuah negara untuk menguasai
berbagai bentuk keterampilan, termasuk keterampilan berpikir kritis dan
pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang semakin meningkat.
Mengapa
STEM penting? Karena dengan STEM itu akan mampu melakukan, transformasi proses
pendidikan, mampu meningkatan kemahiran pemahaman saintifik, mengembangkan SDM
dengan lebih cepat dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan.
Selain itu STEM merupakan kunci dalam kemajuan dan inovasi untuk menghadapi
kemajuan dan tantangan teknologi.
Pendidikan
STEM melakukan
pendekatan di mana
Sains, Teknologi, Enjiniring,
Matematika terintegrasi dengan proses pendidikan yang berfokus pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nyata serta dalam kehidupan
profesional. Sedangkan STEM Education menunjukkan kepada siswa bagaimana konsep,
prinsip, teknik sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) digunakan secara
terintegrasi untuk mengembangkan
produk, proses, dan sistem yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Sifat Pendidikan STEM yaitu mengintegrasikan sains, teknologi, teknik, dan matematika into a new trans-disciplinary subject subjek baru
antar disiplin di
sekolah-sekolah, menawarkan kesempatan bagi siswa untuk memahami dunia, daripada mempelajari fenomena
yang terpotong-potong, serta berusaha untuk menciptakan peluang pembelajaran abad
21.
Bagaimana cara mengembangkan
STEM dalam pendidikan yaitu dengan cara, mengembangkan dan menggunakan model,
merencanakan dan melakukan investigasi, menganalisis dan menginterpretasi data,
menggunakan pola berpikir matematis dan komputasi, membangun eksplanasi (sains)
dan mendesain solusi (enginering), serta melibatkan diri dalam argumen
berdasarkan bukti untuk mendapatkan, mengevaluasi dan mengomunikasikan
informasi
Setelah
melakukan proses pembelajaran dengan pendekatan STEM diharapkan akan tercapai
tujuan untuk
siswa sebagai berikut, siswa dapat memahami literasi STEM, memiliki Kompetensi abad 21, memiliki kesiapan
tenaga kerja STEM, memiliki minat
dan keterlibatan dalam belajar sepanjang hayat dan mampu membuat koneksi.
Adapun tujuan untuk pendidik mampu Meningkatkan konten STEM dan
mampu meningkatkan pedagogical
content knowledge
Sedangkan
Tujuan Pendidikan STEM menurut Bybee (2013), peserta didik yang melek STEM, diharapkan, mempunyai Pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan masalah
dalam kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain serta menarik
kesimpulan berdasar bukti mengenai isu terkait STEM, memahami karakteristik
fitur-fitur disiplin STEM sebagai bentuk pengetahuan, penyelidikan serta desain
yang di gagas manusia, memiliki kesadaran bagaimana disiplin-disiplin STEM
membentuk lingkungan material, intelektual dan kultural, dan mau terlibat dalam
kajian isu-isu terkait STEM sebagai warga negara yang konstruktif, peduli serta
reflektif dengan menggunakan gagasan STEM membuat pertanyaan (sains) dan
menemukan masalah (enginering).
*Narasumber Nasional Kurikulum
2013, Wakil Ketua Umum IGI Jawa Bagian Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar