Selasa, 12 Juli 2016

Ganja



Ganja (Gantala Jarang) Khas Jeneponto

Cerita tentang negeri para daeng ini sepertinya tak akan pernah habis, layaknya cerita film di hollywood ataupun bollywood sepertinya cerita tentang makasar selalu saja ada hal menarik untuk diceritakan. Keramahan penduduknya, alamnya, budayanya, makanannya atau apapun itu selalu menjadi hal yang empuk untuk dibuat cerita, yang layak disampaikan dari mulut ke mulut. Agar tak lekang oleh jaman maka apapun itu tentang makasar selalu pantas untuk dituliskan menjadi bahan cerita wajib sehingga dikemudian hari dapat dibaca kembali.

Cerita kali ini adalah tentang Ganja makna yang menjadi negatif di tempat lain, maka jika di Jeneponto ganja adalah makanan yang ditunggu tunggu, dalam setiap perhelatan di masyarakatnya. Ganja menjadi hal yang wajib ada ketika diadakan hajatan, baik pernikahan, sunatan ataupun pesta adat lainnya. Rasanya menjadi hambar ketika Ganja ini tidak ada didalam hidangan, sehingga ganja ini menjadi hal yang wajib ada, ketika sebuah perhelatan sedang berlangsung. Bila dalam pesta tidak disajikan gantala jarang, maka sudah dapat dipastikan para tamu akan memperbincangkan si pemilik hajatan. Bahkan bisa dicibir di tengah masyarakat, jika alpa menghidangkan menu khas tersebut.

Ganja ini adalah makanan khas Jeneponto yang terbuat dari daging kuda. Kuda sangat identik dengan masyarakat Jeneponto. Selain menjadi simbol kebanggaan daerah yang disebut “butta turatea” itu, warga Jeneponto juga menjadikan kuda sebagai makanan khas daerah. Sebagai daerah yang menjadikan kuda sebagai ikonnya, maka daging dari hewan Kuda ini dijadikan  penganan untuk berbagai sajian makanan. Maka dapat dipastikan makanan yang terbuat dari bahan utama daging kuda menjadi marak adanya di Jeneponto. Daging kuda selain diolah menjadi Ganja juga diolah menjadi makanan khas lainnya di Jeneponto seperti Coto Daging Kuda, Conro Daging Kuda, abon daging kuda, dan dendeng daging kuda. Makanan ini banyak sekali tersaji disepanjang jalan di Jeneponto.
  
Menu Ganja ini pada jaman dahulu, adalah makanan khas kerajaan di Jeneponto. Para raja biasanya menyajikan makanan gantala jarang ini untuk menyambut tamu -tamu kehormatan kerajaan ataupun pada saat pesta perkawinan anak raja. Pada saat pesta anak raja tidak lengkap rasanya bila gantala jarang tidak disajikan kepada tamu-tamu terhormat. Sampai saat ini, gantala jarang kemudian menjadi menu utama pesta perkawinan masyarakat di bumi butta turatea.

Mengapa daging kuda menjadi menu istimewa? Tak ada alasan pasti, namun dari sisi kesehatan, daging kuda dapat menyembuhkan penyakit tetanus dan dapat pula menjadi penambah stamina bagi laki laki. Masyarakat Jeneponto juga meyakini kalau daging kuda bisa menyembuhkan penyakit gatal-gatal. Adapun rasanya tidak berbeda jauh dengan daging sapi, namun agak sedikit lebih kenyal.

Menurut penjelasan pa Syahadat guru saudara di Jeneponto,  cara memasak gantala jarang adalah terlebih dahulu daging kuda dipotong-potong sesuai selera. Kemudian direbus di dalam drum yang sudah dibagi dua kemudian dimasak dengan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya, sebab rasanya akan jauh berbeda jika menggunakan bahan bakar lain selain kayu bakar. Kuahnya dari air biasa, dan tidak boleh direbus terlalu lama, dan direbus dengan hanya menggunakan garam. “Agar dagingnya cepat kenyal, diberi pula daun papaya, dan  sebagai penyedapnya, diberikan penyedap rasa secukupnya,” ujarnya. Gantala Jarang  ini biasanya dinikmati dengan nasi atau kupat yang kecil kecil.

Sebagai bagian dari kuliner lokal masyarakat Jeneponto,  Gantala Jarang  wajib dilestarikan karena itu akan menjadi daya tarik luarbiasa bagi perkembangan pariwisata di daerah Jeneponto, terutama wisata kulinernya.  Selamat menikmati Ganja alias Gantala Jarang makanan khas masyarakat Jeneponto dari daging kuda.

*Rahmat Hidayat, Guru SMAN 1 Cikalongwetan Bandung Barat/Pengurus IGI Jawa Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Benarkah Sastra Dapat Membentuk Pribadi (Karakter)?   Ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian, karena sastra akan mengubah yang pengec...