Senin, 29 Februari 2016

Penyebar Virus Literasi itu bernama WJLRC



Konotasi kata virus dimasyarakat memiliki stigma yang negatif tapi Virus yang disebarkan kali ini oleh WJLRC atau kepanjangan dari West Java Leader’s Reading Challange adalah virus yang merupakan program tantangan membaca bagi siswa dari para pimpinan pemerintahan di Jawa Barat. Pemerintahan yang dimaksud bisa kepala desa atau lurah, camat, bupati atau walikota bahkan dari  gubernur. Program ini sunguh sederhana yaitu Program yang  mendorong tumbuh kembangnya kemampuan literasi (kemampuan membaca, berbicara, mendengar, dan menulis) para siswa.  Diharapkan dengan membaca buku lebih banyak  mereka akan menemukan banyak hal baru yang menyenangkan dan bermanfaat dari buku yang dibaca. Kemudian setelah itu juga untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi yang positif di dalam lingkungan sekolah dan lingkungan lainnya yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat tempat anak itu berada.

WJLRC sendiri adalah sebuah adopsi program yang diadakan di Australia yaitu kegiatan Premier & rsquos Reading Challenge  dan sudah  13 tahun kegiatan ini diadakan di seluruh Australia dengan bentuk kegiatan pendidikan literasi yang dikembangkan secara khusus sejak dini di sekolah. Selain untuk mempertahankan dan mendorong tumbuhnya budaya literasi, kegiatan ini juga diharapkan dapat memupuk rasa percaya diri para pelajar usia dini di Australia. Menurut data di  website www.premiersreadingchallenge.sa.edu.au setiap tahunnya ratusan ribu siswa di Australia Selatan didorong belajar mengalahkan rasa malas. Jika berhasil secara bertahap selama 6 tahun mengikuti Premier &rsquos Reading Challenge ini, mereka berpeluang mendapat medali perunggu, perak, emas, champion, legend dan hall of fame dari premier (Menteri Utama) negara bagian. Di Premier's Reading Challenge, siswa ditantang mampu membaca minimal 12 buku dari stok beragam buku yang dikirim khusus Premier Australia ke sekolah-sekolah mereka, dan pada  kenyataannya, siswa suka dan mampu membaca lebih dari 12 buku dalam sebulan. Pemberian medalinya dilakukan setiap bulan di bulan November sebelum libur musim panas tiba. Pemberian medali PRC diberikan sekolah didepan para orang tua di hari terakhir sekolah. Siswa yang telah mendapat medali hallmof fame, berkesempatan mendapat undangan jamuan makan malam kehormatan/gala dinner bersama premier.
 
Lalu bagaimana guru guru di Indonesia mengetahui program yang sangat baik ini. Hal ini berawal dari program West Java Teacher Adelaide Program yakni program yang mengirimkan guru-guru Jawa Barat ke Adelaide, South Australia untuk mengikuti pelatihan manajemen, mengenal kegiatan pendidikan di Australia dan kegiatan lain yang merupakan kerjasama antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Australia. Setelah itu lahirlah  program West Java Leader's Reading Challenge (WJLRC) yang merupakan program adopsi sekaligus adaptasi dari kegiatan pendidikan di negeri Negeri Kangguru tersebut.

Menurut Mia Damayanti ketua program West Java Leader  Reading Challenge ini menyampaikan, “kegiatan ini merupakan ujicoba pendidikan literasi di sekolah-sekolah Jawa Barat,  sudah tiga tahun kegiatan  WJLRC dilaksanakan dan pada tahun 2016-2017 akan  melibatkan lebih dari 1300 sekolah. Untuk tenaga kependidikan yang terlibat berjumlah 2700 orang yang terdiri dari Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Karena kegiatan ini diadopsi  dan diadaptasi dari Negara Australia maka  selain kompetensi membaca, menulis, mendengar dan berbicara, peserta juga dilatih membangun ketekunan, ketangguhan dan disiplin dan Mereka juga didorong untuk cerdas mengatur waktu membaca di antara kesibukan mereka disekolah dan tentunya mereka harus berkeinginan sangat kuat untuk menyelesaikan semua tantangan yang diberikan di program WJLRC.” Hal yang unik didalam program kegiatan ini adalah semua peserta berhak untuk menjadi juara dalam kompetisi ini ketika mereka berhasil menyelesaikan tantangannya. Pada program WJLRC tahun ini menantang guru dan siswa peserta mampu mengeksplorasi minimal 24 buku dalam 10 bulan. Dimana kegiatannya adalah membaca buku, mempresentasikannya dan mendiskusikan isi buku kemudian setelah itu menuliskan review buku dan  dikirimkan ke pusat data WJLRC di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
 Dan tentunya sebaran virus literasinya makin hebat, masif dan persistensi (terus menerus)  sebab makin tersebar virus ini maka tentunya akan semakin baik untuk perkembangan pendidikan di Indonesia umumnya dan Jawa Barat pada khususnya, dan tentunya pada akhirnya adalah untuk Indonesia yang lebih baik dan hebat. Selamat mengikuti kompetisi WJLRC #Rahmat Hidayat, Guru di SMAN 1 Cikalongwetan Bandung Barat/Pengurus IGI Jabar

Minggu, 28 Februari 2016

Menjadi Relawan Peace Corps di Indonesia

Menjadi Relawan Peace Corps di Indonesia


Pelaksanaan kegiatan Peace Corps di Indonesia berada di tiga provinsi pada saat ini yaitu Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat khususnya di Jawa Barat penanggungjawab kegiatan Peace Corps adalah Abur Mustikawanto dari Dinas Pendidikan Provinsi. Kegiatan Peace Corps sebetulnya suada ada sejak orde lama namun baru  kembali digairahkan kembali  diera pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono tepatnya pada tahun 2010 dimana pada saat itu dibuat kerangka Comprehensive Partnership antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barrack Obama. Melalui program Peace Corps, pemerintah Amerika Serikat  mengirimkan relawan-relawan terpilihnya ke Indonesia untuk mempererat hubungan antara masyarakat Amerika Serikat dan masyarakat Indonesia melalui pengajaran Bahasa Inggris di sekolah/madrasah (people to people contact).
Peace Corps sendiri adalah badan pemerintah Amerika Serikat yang independen yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman bersama antara rakyat Amerika dan masyarakat dunia lainnya. Peace Corps didirikan pada tahun 1961 dan telah melakukan kegiatan di lebih dari 70 negara dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, misalnya pemerintah, sekolah, pengusaha, institusi pendidikan dan kesehatan, jaringan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, teknologi informasi, pertanian, dan lingkungan hidup. Program Peace Corps pernah dilaksanakan di Indonesia pada masa Orde Lama melalui MoU yang ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1963 dan mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 1963. Program ini kemudian berhenti pada tahun 1965 seiring dengan terjadinya ketegangan  politik di Indonesia, Setelah 40an tahun terhenti program kegiatan ini kembali menggeliat dan  pembicaraan mengenai Peace Corps kembali dibuka pada tahun 2006 dimana Pemerintah Amerika Serikat, melalui Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, menyampaikan tawaran program Peace Corps kepada Pemerintah Indonesia. Pembicaraan tentang kerjasama Peace Corps semakin intensif setelah terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat.  Indonesia mengharapkan kerjasama Peace Corps dilandasi prinsip yang menekankan kesetaraan posisi dan manfaat yang diperoleh. Dari segi kesetaraan posisi, kedua pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagaimana telah dicantumkan dalam Paris Declaration dan the Jakarta Commitment. Dari aspek manfaat, selayaknya kedua belah pihak memperoleh manfaat yang bersifat resiprokal. Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia-Amerika Serikat tentang Peace Corps telah ditandatangani pada tanggal 11 Desember 2009, sedangkan dokumen Implementing Arrangement (IA) atau pengaturan pelaksanaan program telah ditandatangani masing-masing oleh Peace Corps dan Kementerian Pendidikan Nasional (kemudian menjadi  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Kementerian Agama pada tanggal 15 Juni 2011.
            Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan selama pelaksanaan kegiatan Peace Corps di Indonesia antara lain adalah : Memberikan fasilitasi bagi koordinasi internal pemerintah Indonesia, dan memberikan fasilitasi bagi koordinasi antara Pemerintah Indonesia dengan USAID selaku representasi Peace Corps sebelum Peace Corps masuk dalam daftar kerjasama teknik, Bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait dan USAID melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia. Hingga tahun 2015, pelaksanaan program Peace Corps di Indonesia telah menginjak tahun keenam  sejak program ini dimulai pada tahun 2010. Program Peace Corps telah berjalan dengan baik dan melibatkan koordinasi yang kuat di antara Pemerintah Indonesia dan Peace Corps.
            Adapun kegiatannya adalah kegiatan bersama antara Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, BAPPENAS dan Peace Corps telah bekerja sangat erat selama tahap awal dalam pengembangan program. Pada awalnya semua sukarelawan Peace Corps melayani Provinsi Jawa Timur dari tahun 2010 baru pada tahun 2012 mengembangkan programnya ke Provinsi Jawa Barat dengan diawalinya kedatangan 3 sukarelawan, tahun 2013 datang 20 sukarelawan, tahun 2014 datang 25 sukarelawan dan 2015 dengan 42 sukarelawan. Sejak pertama kehadirannya pada bulan-bulan awal, para sukarelawan telah fokus mempelajari bahasa nasional, Bahasa Indonesia dan mendalami kebudayaan Indonesia melalui tinggal bersama keluarga angkat di pedesaan sekitar Malang selama 3 bulan. Peace Corps bermitra dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan Wisma Bahasa, Institut bahasa yang berbasis di Yogyakarta, dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber pelatihan lokal dan ahli guna menyiapkan para sukarelawan siap untuk mendampingi guru bahasa Inggris di sekolah sekolah  di Jawa Barat.
            Di Jawa Barat sendiri mereka ditempatkan menyebar di beberapa kabupaten yang letak sekolahnya di kota kecil mereka tinggal di komite sekolah atau aparat desa setempat sebagai sukarelawan tentunya mereka tidak dibayar dan hanya diberikan uang jatah hidup sebesar Rp 1,8 juta perbulan, menurut penuturan Miss Rita Ewing yang berkesempatan mengajar di SMK Peternakan Pembangunan Negeri Bandung Barat dan Miss Lindsey Powell dari SMKN 2 Kuningan mereka sangat senang tinggal di Indonesia dan mereka sangat menyukai masakan Indonesia terutama makanan khas Jawa Barat yaitu lotek dan karedok. Selama tinggal Indonesia mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti bersama dengan 42 rekan yang lainnya yang ditempatkan di sekolah sekolah di Jawa Barat. Sukarelawan Peace Corp harus penduduk Amerika Serikat dan berusia minimal 18 tahun dengan seleksi yang sangat ketat akhirnya mereka dapat datang ke Indonesia.
            Tujuan utama mereka datang ke Indonesia adalah untuk mendampingi guru bahasa Inggris agar siswa yang mereka ajar mau berbicara menggunakan Bahasa Inggris sebab selama ini siswa di Indonesia sudah cukup cakap dalam  tata bahasa tapi enggan untuk menggunakan keterampilan berbahasanya. Sedangkan kita tahu bahasa adalah alat untuk berkomunikasi jadi tak mungkin cakap berbahasa inggis apabila tidak pernah menggunakannya dalam kehidupan sehari hari. Dorongan ini terus dilakukan agar bukan hanya siswa tapi guru juga mau mempergunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan sehari hari tentunya dengan cara diatur dimulai dari one day one hour in english conversations. Bisa karena dipaksa adalah sebuah alasan yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini sebab tanpa dipaksa pada saat ini kita tidak akan bisa apa apa apalagi tantangan MEA sudah hadir ditengah tengah kita. Kemampuan berbahasa inggris menjadi modal yang utama untuk bersaing dengan kompetitor dari negara lain.#Rahmat Hidayat, Guru SMAN 1 Cikalongwetan Bandung Barat.

SIANIDA (Siap Menulis Tanpa Ditunda)



Menulis adalah pekerjaan yang sebetulnya sangat mudah dilakukan bahkan mungkin suatu yang kadan kita sepelekan termasuk menyepelekan tulisan orang lain yang sudah memulai menulis dari dulu  tetapi menulis ini menjadi sangat sulit ketika kita akan memulainya, sebab biasanya kita akan bertanya mau menulis apa kemudian bagaimana memulainya kadang ide tulisan begitu banyak berseliweran didalam pikiran tetapi kembali lagi bagaimana kita memulainya, tapi ada sebab lain juga karena sering menunda nunda pekerjaan termasuk menunda sebuah tulisan.
Menulis yang kita lakukan tidak memerlukan bakat sebab menulis adalah keterampilan. Keterampilan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecakapan seseorang untuk menyelesaikan tugas karena menulis adalah keterampilan bahasa maka artinya menjadi kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. Pada saat ini kita akan bicarakan satu kecakapan yaitu menulis adapun beberapa hal yang mendukung kita dalam meningkatkan kemampuan menulis kita adalah : proses latihan menulis yang terus menerus tak kenal menyerah (ingat pada tulisan yang yang lain tentang guru VIP yaitu P nya persistensi), menambah wawasan bacaan karena saudara kembar menulis adalah membaca artinya semakin banyak kita membaca akan semakin banyak bahan bahan untuk kita tulis, konsisten menulislah tiap saat walau hanya satu paragraf saja   dan karena menulis apa saja maka menjadikan kita bertambah pengalaman menulisnya bukankah peribahasa mengatakan experience is the best teacher (pengalaman adalah guru yang terbaik).
Lalu apa yang akan kita tulis jawabnya tentu adalah menulis apa saja, darimana saja, kapan saja,  sedang dalam situasi apa saja, bukankah kita dengan adanya media sosial mampu menuliskan apa saja tentang berbagai macam keadaan yang sedang kita hadapi dan ini adalah sebuah modal besar untuk menambah pengalaman menulis kita bukankah kata Pramoedya Ananta Toer “orang boleh pandai setinggi  langit tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah” dalam buku “Saya Guru Saya Bisa Menulis” karya Idris Affandi. Jadi segera menulislah jangan ditunda tunda lagi.
Beberapa tulisan dari status status kita di media sosial dapat terus dikembangkan dengan menambah banyak isi tulisan dan untuk sementara waktu tak perlu berpikir dahulu tentang tulisan itu baik atau buruknya kemudian hal lain yang bisa kita lakukan dalam menambah ide tulisan kita dengan memulai  mencatat kehidupan kita  dalam berbagai macam keadaan kehidupan keseharian kita sedang sedih, gembira, suka, duka, kesel, marah atau mungkin juga sedang ada dalam kegalauan. Hal lain juga dapat kita tambahkan dalam tulisan kita dengan memperhatikan sebuah peristiwa yang terjadi misalnya  didalam sebuah peristiwa ada hal hal yang unik, konstektual, kekinian dan informatif sehingga itu semua akan menambah banyak ide ide kreatif kita untuk segera menulis.
Dan yang terpenting dari semua itu adalah berbagai kegiatan pendidikan menulis,  pelatihan menulis, bacaan bacaan tentang kiat kiat atau cara cara menulis dan   atau apapun itu namanya menjadi sebuah omong kosong saja jika kita semua selepas mengikuti kegiatan itu hanya mampu bersilat lidah saja tanpa bisa menulis. Mari kita segera menulis, menulis apa saja agar kita tidak hilang dari peradaban. Selamat mencoba menulis sianida (siap menulis tanpa ditunda). #Rahmat Hidayat, Guru SMAN 1 Cikalongwetan

Guru Pedagang Bertemu Guru Saudara



Perjalanan kami menuju dan ketika berada di Bumi Pinisi banyak sekali kisah yang dialami. Salah satunya adalah kisah tentang banyaknya gagasan gagasan yang dimunculkan oleh guru guru di negeri para daeng ini yang mampu terealisasi.  Gagasan guru saudara adalah salah satu gagasan yang digagas oleh panitia pelaksana kongres Ikatan Guru Indonesia ke 2. Gagasan ini adalah gagasan yang luarbiasa bagaimana kami yang menjadi tamu yang tak pernah bertemu bertatap muka sebelumnya  dijamu sepenuh jiwa oleh tuan rumah dengan sempurna dari mulai dari makanan, transportasi, penginapan dan berbagai pelayanan lain yang membuat kami betah bahkan sedikit enggan untuk kembali.   Senyum panitia selalu hadir dibalik lelahnya mereka menghadapi pesta akbar lima tahunan guru guru hebat ini. Siang dan malam selama tiga hari kami disana mereka layani kami dengan sepenuh hati tanpa merasa terbebani.
Ada sisi lain tentang pertemuan guru disana yaitu pertemuan antara guru saudara dan guru pedagang. Dengan jumlah peserta yang hadir sangat banyak dan berasal dari seluruh Indonesia tentunya ini menjadikan sebuah peluang yang sangat besar bagi guru pedagang untuk menangkap peluang pasar ini apalagi pihak panitia dalam pernyataan resminya tidak akan menjual barang barang merchandise  atau apapun itu namanya layaknya seperti panitia lain mengadakan sebuah pagelaran besar  dan ternyata memang betul peluang  yang ditangkap sesuai dengan hasil yang didapat semua dagangan guru pedagang terjual  dalam dua hari. Sejalan dengan hadist nabi barang siapa yang mau bersilaturahim maka Alloh Swt akan bukakan pintu pintu  rejekinya. Guru pedagang bertemu guru saudara hasilnya adalah keuntungan yang penuh barokah tersambung silaturahim dan turunnya rejeki yang tak pernah diduga sebelumnya.
Sejalan dengan imbauan mas menteri (Mendikbud Anies Rasyid Baswedan) pada saat acara curhat bersama guru di akhir acara kongres beliau sampaikan bahwa jangan iming imingi peserta didik untuk menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil). Tapi bagi kami guru pedagang sangat tidak setuju dengan imbauan ini malahan kami tambahkan iming iming itu dengan iming iming yang lain yaitu untuk menjadi PNS yang lain PNS Pedagang Nan Sukses, dan kami kira untuk iming iming PNS yang ini mas menteri tidak akan keberatan. Tentunya untuk mewujudkan guru pedagang yang baru perlu adanya penguatan jiwa wirausaha dikalangan para guru bahkan perlu diadakan pelatihan khusus tentang wirausaha dan  khusus juga diberikan  untuk para guru secara berjenjang dan sistematis bahkan dengan kurikulum yang berbeda di tiap jenjangnya tapi tentunya dengan satu syarat yaitu tugas utama sebagai seorang guru dan menyandang sertifikat profesional tidak boleh ditinggalkan.  Kami kira mas menteri bersama Ikatan Guru Indonesia mampu wujudkan angan kami. Sebab menurut kami layaknya sebuah virus maka virus wirausaha yang ditularkan dari para guru ini akan lebih cepat menular kepada peserta didiknya, bukankah sampai saat ini didaerah pedesaan guru masih menjadi sosok yang digugu dan ditiru. Artinya apapun itu perilaku dari guru akan menjadi role model  yang akan ditiru oleh peserta didik,  sehingga seorang  guru seharusnya selalu menjadi sumber inspirasi, motivasi, kreasi, dan berbagai hal positif lainnya. Termasuk tentunya adalah motivasi untuk menjadi Pedagang Nan Sukses. 
Hadist nabi yang lain menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada pada niaga, semoga bisa kita wujudkan guru guru hebat yang  juga adalah guru pedagang yang mampu memberikan motivasi berwirausaha kepada peserta didiknya. Terimakasih guru saudara dari guru pedagang. #Rahmat Hidayat guru SMAN 1 Cikalongwetan Pengurus IGI Bandung Barat.

  Benarkah Sastra Dapat Membentuk Pribadi (Karakter)?   Ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian, karena sastra akan mengubah yang pengec...